
Tulungagung, paspos.com – Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatan (ITBKes) Muhammadiyah menorehkan prestasi gemilang yang mengukir sejarah baru. Empat dosen muda berbakat dari program studi Bioteknologi, Gizi, dan Biokewirausahaan berhasil meraih pendanaan penuh dari Program Bina Inovasi Mahasiswa dan Akademisi (BIMA) 2025, sebuah program pendanaan riset prestisius yang digagas pemerintah untuk memperkuat budaya inovasi dan riset berbasis kebutuhan masyarakat dan industri.
Keberhasilan Pertama ITBKes Muhammadiyah
Meski baru berdiri sejak 2022, ITBKes Muhammadiyah langsung membuktikan kualitas dan daya saingnya. Tahun ini, kampus mengirimkan empat proposal Penelitian Dosen Pemula (PDP) ke BIMA, dan seluruhnya dinyatakan lolos pendanaan setelah melalui seleksi ketat dengan ribuan proposal dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Ini menjadi tonggak penting sebagai pengakuan atas sumber daya manusia berkualitas di lingkungan kampus.
Dr. Benny Prasetiya, M.PdI, Rektor ITBKes Muhammadiyah, menyatakan, “Keberhasilan ini bukan hanya membanggakan, tapi juga menegaskan bahwa ITBKes memiliki peran strategis sebagai pusat riset dan inovasi yang mampu menjawab tantangan bangsa, khususnya dalam bidang kesehatan, pangan, dan lingkungan.”
Inovasi Menginspirasi untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan
Salah satu proposal yang menarik perhatian adalah karya Endah Rochmatika, S.Si., M.Si., yang meneliti inovasi “Oat Fish Ready To Eat.” Produk pangan siap saji ini memadukan gandum oat dan ikan lokal sebagai sumber protein berkualitas, yang ditujukan untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat di pedesaan Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini tak sekadar menciptakan produk, tapi juga mengedukasi dan membentuk kebiasaan konsumsi makanan bergizi di tingkat rumah tangga, lewat pendekatan kolaboratif yang berakar pada kearifan lokal.
Sementara itu, R. Hilman Wirayudha, S.Pi., M.Si., dosen program studi Gizi, menghadirkan terobosan di bidang kesehatan anak dengan menciptakan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) berbentuk crackers, yang terbuat dari campuran tepung ikan dan daun kelor. Inovasi ini bertujuan mencegah stunting pada balita, sebuah masalah kesehatan serius di Indonesia yang memerlukan solusi praktis dan bergizi tinggi.
Penelitian Lingkungan: Menjawab Krisis Mikroplastik dan Pencemaran Laut
Isu pencemaran lingkungan juga mendapat perhatian serius dari dua dosen Bioteknologi, Zunisnaini, S.Si., M.Sc., dan Agnes Yuantin Maharani, M.Si. Zunisnaini mengangkat fokus pada pencemaran mikroplastik di Pantai Sidem Tulungagung, mengamati dampak limbah plastik yang berserak dan berpotensi mengancam ekosistem laut dan kesehatan manusia.
Agnes Maharani meneliti deteksi zat pencemar dan tingkat pencemaran di Pantai Utara Probolinggo, sebuah kawasan strategis yang rawan pencemaran akibat aktivitas industri dan limbah domestik. Kedua penelitian ini diharapkan dapat memberi data ilmiah yang akurat dan solusi inovatif dalam mitigasi pencemaran laut demi menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Dampak Luas dan Harapan ke Depan
Pendanaan BIMA ini membuka peluang besar bagi keempat dosen untuk melaksanakan program penelitian sesuai target dan jadwal yang telah disusun, bekerjasama dengan mitra masyarakat dan lembaga lokal. Riset-riset ini diharapkan tidak hanya memperkuat reputasi akademik ITBKes Muhammadiyah sebagai institusi riset terdepan, tetapi juga berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui inovasi yang berkelanjutan.
“Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi dosen dan mahasiswa kami untuk terus mengembangkan riset yang aplikatif dan bermakna. Kami berharap semakin banyak dosen lain yang termotivasi untuk ikut serta dalam program-program hibah nasional, termasuk BIMA tahun berikutnya,” tambah Dr. Benny Prasetiya, Sabtu (24/05/2025).
Para peneliti juga menegaskan komitmennya untuk melakukan advokasi dan transfer teknologi kepada masyarakat, sekaligus menjaga kesinambungan inovasi yang berorientasi pada pembangunan lokal dan nasional. (Ben)