
SAMPANG, PASPOS.com – Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al-Baghdadi di Desa Rohayu, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, telah mencetak santri berprestasi tingkat nasional bernama Rana Raudhatil Aisi.
Rana terpilih sebagai perwakilan Provinsi Jawa Timur dalam ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) 2025 di Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1-7 Oktober 2025.
Acara pelepasan dilakukan pada 29 September 2025 di halaman pondok pesantren, dipimpin oleh KH. Silahuddin Baghdad, pengasuh pondok pesantren.
Dalam sambutannya, KH. Silahuddin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan berbagai pihak, terutama Kepala Desa Rohayu dan anggota DPRD Sampang. Ia berharap Rana dapat membawa nama baik Jawa Timur dan mengharumkan nama pesantren.
Rana merupakan salah satu dari 8 santri yang dikirim oleh pondok pesantren, dan 6 di antaranya terpilih untuk mewakili Jawa Timur.
Ditambahkan Kyai kharismatik tersebut, santri yang sudah lama mondok di Pesantren Nurul Hidayah ini sekarang menjadi milik Jawa Timur setelah mulai dari awal mengikuti Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional sebelumnya beradu kecerdasan kitab kuning di wilayah Jawa Timur terlebih dahulu.
“Dari total delegasi yang kami kirimkan sejumlah 8 santri. Berikutnya 6 santri anak asuh kami terpilih 6 anak. Selanjutnya terpilih kembali dan mewakili nasional ananda Rana Raudhatil Aisi,” ungkapnya.
Diutarakan KH. Silahuddin bahwa, “insya allah atas kepulangannya nanti, santri multi talenta dari pondok kami akan mengukir prestasi di tingkat nasional,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Gus Suhaimi Al-Baghdadi menekankan bahwa keikutsertaan Rana bukan hanya tentang prestasi, tapi juga tentang komitmen pesantren dalam membina generasi Qur’ani.
Partisipasi Rana di MQKI 2025 menjadi kebanggaan bagi Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al-Baghdadi dan masyarakat Sampang. Dukungan penuh dari berbagai pihak diharapkan dapat membantu Rana tampil maksimal dan meraih hasil terbaik.
Makna MQK
Sebagai informasi, Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional 2025, adalah salah satu gawe (tugas) dari program Kementerian Agama Bidang Pendidikan Islam. Bahwa Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Nusantara sebelum masa penjajahan.
Pesantren awalnya dibangun oleh para Wali yang terkenal dengan sebutan Wali Songo di Jawa, dalam bentuk halaqah, atau tempat kumpul bersama untuk belajar agama. Sampai hari ini Pesantren berkembang pesat hingga ada pesantren yang besar, ditambah dengan madrasah yang juga memberi pelajaran umum pada santrinya, yang biasa disebut Peantren Modern. Jika hanya mengajarkan ilmu agama, biasa disebut pesantren salaf.
Makna MQK sendiri adalah Musabaqah (perlombaan), Qiroatul (membaca), Kutub (kitab-kitab), pesertanya khusus dari pesantren yang mempelajari kitab-kitab ini. Kitab ini biasa disebut di kalangan pesantren dengan kitab gundul (karena tanpa harokat/tanda baca) dan juga biasa disebut kitab kuning (karena dulu mayoritas kitabnya dicetak dengan kertas warna kuning, karena terbuat dari serabut kayu yang biasanya cenderung menguning kalau dimakan usia). Namun saat ini juga banyak yang memang dicetak dengan kertas warna kuning khas kitab pesantren.
Kitab di sini bukan Al Qur’an yang menjadi kitab suci umat Islam. Tapi kitab-kitab di sini adalah catatan ilmu karya para ulama’ yang membahas secara detail atau menjelaskan tentang ilmu Tauhid (keesaan Allah), Fiqih (hukum- hukum syari’at Islam, tentang ibadah, mua’malah dll), ilmu Tafsir (ilmu menterjemahkan Al Qur’an) dan Ilmu Nahwu – shorof (tata bahasa arab), yang semua nya bersumber dari Al Qur’an dan Hadits Rasulullah Muhammad SAW, agar umat Islam bisa memahami isi Al Qur’an dan Hadits secara baik dan benar, sebagai panduan hidup.
Sebagai Informasi untuk MQK tahun ini, seleksinya berbasis komputer. Peserta CBT (Computer Based Test ) MQK (Musabaqah Qiraatil Kutub) Nasional 2025 telah diikuti 9000 santri dan mahasantri. Sistem komputer ini merupakan inovasi penting dalam sejarah MQK. Secara rinci, Peserta Ma’had Aly (pesantren mahasiswa) sebanyak 337 mahasantri dari 57 institut, dan 8.788 santri dari 2.170 pesantren se Indonesia.
Tahapan Rangkaian CBT MQKN
Rangkaian CBT MQKN dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
• 26–28 Mei 2025: Pengumuman peserta yang berhak mengikuti seleksi CBT.
• 2–5 Juni 2025: Workshop, sosialisasi teknis, dan simulasi ujian CBT.
• 9–21 Juni 2025: Pelaksanaan ujian CBT serentak di seluruh provinsi.
• 22–24 Juni 2025: Penarikan hasil CBT oleh panitia pusat.
• 25–27 Juni 2025: Pengumuman tiga peserta terbaik hasil CBT di setiap majelis dan kategori (putra/putri) dari seluruh provinsi. (bs)